hidup ini sesungguhnya cuma, ya, begini-begini saja ini.
orang sibuk bukan main dengan macam-macam tetek-bengek, padahal kalau sudah mati, tumpas semua itu. tak ada masalah lagi. omong-kosong orang bicara tentang masa depan. menipu diri sendiri.
hidup itu, ya, yang sekarang ini.
orang sibuk bukan main dengan macam-macam tetek-bengek, padahal kalau sudah mati, tumpas semua itu. tak ada masalah lagi. omong-kosong orang bicara tentang masa depan. menipu diri sendiri.
hidup itu, ya, yang sekarang ini.
memang waktu kita belum mengenal sesuatu, sesuatu itu akan tampak indah. tapi begitu kita mengetahuinya, ya, cuma segitu-gitunya, tak ada yang lain. perkawinan, misalnya. sebelumnya tampak sebagai sesuatu yang indah mempesona. tapi begitu kita di dalamnya, kita diperangkap dalam macam-macam peraturan, sampai kita kehilangan kemerdekaan kita.
hidup itu, ya, memang cuma begini-begini saja.
kita mesti turut dengan peraturan itu demi hidup. sebab kalau kita tidak turut, hidup kita nanti jadi sukar, dijauhi orang, dan tidak akan diajak kerjasama. padahal tanpa kita sadari, sebenarnya saat itu kita sedang menggadaikan kemerdekaan kita.
-Arti Hidup, 2 Februari 1988, Pramoedya Ananta Toer.